Welcome to NenkDyDy...

Yuk cari tau tentang dunia kesehatan, tips, atau bahkan tulisan iseng aku di sini...moga smuanya bisa bermanfaat yaa dan...selamat menikmati... ^^

Kamis, Oktober 28, 2010

Rain Before Sunshine - Part 1


Dinginnya malam mulai menusuk tulang. Kesunyian mulai menghampiri. Harusnya Delza sudah masuk ke alam bawah sadarnya, menyiapkan energi untuk aktivitas esok hari. Entah apa yang sedang mengusik pikirannya, hingga ia masih terdiam di balkon kamar. Matanya tak jua bisa terpejam meski ia telah mencoba merebahkan diri di peraduannya setengah jam yang lalu. Tapi matanya tak bisa diajak kompromi. Mungkin masih ingin menikmati indahnya langit malam. Langit memang nampak lebih cerah dari biasanya. Kerlap-kerlip bintang seolah memanggil seraya membujuk agar ditemani. Semilir angin memainkan lembut rambut panjangnya yang terurai. Seakan ingin mengajaknya berdansa di tengah kegelapan malam. Tatapannya menerawang, menembus semesta seolah mencari sesuatu yang selama ini belum dapat ia temukan. Sedang apa ia di sana, gumamnya.
 Ingatannya melompat pada kejadian 5 tahun yang lalu. Saat itu,ia dan Rein, kekasihnya, sedang merayakan hari jadi mereka yang ke-3. Menghabiskan malam itu dengan berbagi keceriaan berdua. Diawali dengan makan malam romantis di sebuah cafe yang sengaja dipesan Rein untuk mereka berdua. Lalu menikmati langit malam di taman kota sembari berbagi cerita tentang kenangan masa lalu saat mereka masih sama-sama duduk di bangku SMA. Saling menertawakan kebodohan masing-masing kala itu. Tiba-tiba Rein terdiam.

"Rein, kamu gak apa-apa?" tanya Delza khawatir.
"Aku gak apa-apa Del. Tapi..."
"Tapi apa Rein?"
"Ada satu hal yang mau aku sampaikan sama kamu."
"Apa itu? Pentingkah?"
"Ya, sangat penting bagiku. Tapi aku mohon, kamu jangan marah sama aku."
"Kenapa Rein? Jangan bikin aku khawatir dong."
"Del..." Rein tertunduk lesu "Kita gak mungkin sama-sama lagi."
"Kenapa Rein? Karena kamu mau melanjutkan kuliah ke Amerika? Kita kan masih bisa long distance. Aku siap kok."
"Bukan itu masalahnya Del."
"Terus apa? Bilang sejujurnya Rein."
"Orang tuaku mau menjodohkan aku dengan anak teman bisnis Papa."
"Terus kamu mau?"
"Aku gak bisa apa-apa lagi Del. Aku gak bisa nolak permintaan mereka. Aku gak mau jadi anak durhaka."
"Itu artinya, kamu udah gak sayang sama aku?"
"Aku sayang sama kamu, bahkan lebih dari yang kamu tahu. Tapi aku gak bisa Del."
"Kamu pengecut Rein."

Delza berlari menembus kegelapan malam seorang diri sembari menahan air mata yang memaksa untuk keluar. Tak dihiraukannya teriakan Rein. Sejak saat itu, ia tak pernah bertemu dengan Rein lagi. Meskipun berulang kali Rein menghubunginya dan mencoba datang ke rumahnya, ia selalu menolaknya mentah-mentah. Terlalu sakit baginya untuk dapat melihat wajah yang pernah ia kasihi itu.

 Dasar pengecut, batinnya.

Gagal Bukan Berarti Kalah

Banyak orang begitu terlena pada sebuah kata keberhasilan atau kemenangan. Tenggelam dalam euforia kesenangannya yang hanya sesaat. Dan justru melupakan bahwa kegagalanlah yang memberikan mereka jalan untuk mencapai keberhasilan. Tanpa kita sadari bukan keberhasilan atau kemenangan yang mengajarkan kita untuk tangguh, untuk tak mudah putus asa, dan untuk terus berjuang menggapai segala asa yang kita ingini. Keberhasilan hanya memberikan rasa puas dan bangga akan semua jerih payah yang sudah kita lakukan. Tapi lewat kegagalan, kita akan belajar untuk bisa berbesar hati, ikut bahagia atas keberhasilan orang lain -meski saat itu kita sedih karena gagal-, dan untuk pantang menyerah. Sebenarnya keberhasilan kita bukanlah di saat kita memang berhasil dan tak pernah gagal, tapi justru di saat kita bisa bangkit dari kegagalan itu. 

Cobalah untuk tetap berpikir positif pada setiap kegagalan yang kita alami. Karena sesungguhnya dalam setiap kegagalan itu ada pelajaran yang bisa kita petik. Sesuatu yang bisa membantu kita untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Sesuatu yang bisa mengajarkan kita untuk menghargai sekecil apapun usaha atau kerja orang lain karena kita tahu bahwa untuk berhasil dalam suatu hal tidaklah mudah. Ingatlah bahwa tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan kedua.

Orang yang tak pernah gagal akan merasa sangat sulit untuk dapat bangkit kembali karena mereka tidak terbiasa untuk itu. Tapi tengoklah orang yang sudah berkali-kali gagal dalam hidupnya, ia akan bisa bangkit dengan cepat sehingga bisa lebih cepat meraih keberhasilannya. Seorang seperti Thomas Alva Edison pun harus gagal berkali-kali untuk bisa menemukan lampu pijar yang ada seperti sekarang ini. Bahkan saat ia berada di puncak kemenangan pun ia masih mendapatkan cobaan yang membuat ia terpuruk. Tapi lagi-lagi, keberhasilan ialah saat di mana kita bisa bangkit dari keterpurukan itu. Kegagalan akan membuat kita bisa lebih menghargai keberhasilan atau kemenangan yang kita dapatkan.

-Our greatest glory isn't in never falling but in rising everytime we fall (anonym)-

Hidup Itu..

Hidup memang penuh misteri. Selalu memberikan kejutan di setiap harinya. Kadang kala pita warna-warni berterbangan di langit hidup, namun tak jarang pula awan kelabu datang menyelimutinya. Tapi hidup adalah bagaimana kita menghadapinya, bagaimana kita memperjuangkannya. Hidup yang berarti bukanlah di saat kita ada di tengah pujian, tapi justru di saat kita berada di tengah caci maki orang-orang. Karena dari situ kita akan dapat lebih mengerti akan hidup. Dari situ pula kita akan dapat belajar untuk selalu bangkit sedalam apapun kita terjatuh. Hidup yang berarti juga bukanlah hidup dengan bergelimangan harta, tapi justru hidup dalam sejuta kesederhanaan. Karena kesederhanaan bisa mengajari kita untuk bisa berbagi dengan sesama, mengajarkan kita untuk bisa memiliki empati dan simpati pada orang lain. Dengan kesederhanaan pula kita dapat belajar untuk selalu mensyukuri apa yang kita punya. Kadang kita sering kali lupa bahwa apa yang selama ini kita miliki hanyalah titipan Tuhan semata yang bisa Ia ambil kapanpun tanpa bisa dicegah. Kita terlalu terlena akan segala fasilitas yang selama ini kita rasakan hingga lupa bahwa dari semua nikmat yang Tuhan berikan pastilah ada satu tugas yang harus kita kerjakan. Hidup terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja tanpa ada hal berguna yang bisa kita lakukan. Belajarlah untuk selalu menikmati hidup meskipun kadang hidup terasa begitu sulit. Karena hidup cuma satu kali. Dan janganlah berprasangka buruk pada Tuhanmu atas apa yang terjadi. Karena dari setiap kesulitan pasti akan ada satu kebahagiaan.